KejatuhanMalaka ke tangan Portugis pada tahun 1511 menyebabkan para pedagang muslim enggan untuk melalui Selat Malaka. Saat ini Karangantu hanya sebuah pelabuhan kecil yang sama sekali tidak menunjukkan bukti-bukti kebesarannya di masa lalu, sebaliknya pelabuhan yang pernah dijuluki sebagai ”Singapore-nya Banten” ini sekarang Hidayatullahcom– Rudal-rudal Rusia menghantam pelabuhan Ukraina di Odesa di Laut Hitam hanya beberapa jam kesepakatan antara Moskow dan Kyiv perihal ekspor bahan pangan Ukraina ke luar negeri ditandatangani. Dilansir Associated Press Sabtu (23/7/2022), dua rudal jelajah Kalibr Rusia menghantam infrastruktur pelabuhan dan pertahanan udara Ukraina Pelabuhan Muncar di Banyuwangi, Jawa Timur dikenal sebagai pelabuhan ikan terbesar di Indonesia.. Di Pelabuhan Muncar yang dapat disebut sebagai pasar perikanan tertua d Jawa Timur inu juga merupakan yang terbesar di Pulau Jawa. Baca juga: Dulu Simbol Kejayaan, Kini Kapal Slerek Muncar Bertumbangan Pelabuhan Perikanan Pantai KerajaanIslam Di Indonesia. [Lengkap] Kerajaan Islam Di Indonesia Dan Peninggalannya – PelajaranIps.Co.Id – Kerajaan Islam di Indonesia diperkirakan kejayaannya berlangsung antara abad ke-13 sampai dengan abad ke-16. Timbulnya kerajaan-kerajaan tersebut didorong oleh maraknya lalu lintas perdagangan laut dengan pedagang-pedagang DiUtara ada Pelabuhan Batu Ampar yang sekarang sedang dipoles untuk menjadi pelabuhan kelas dunia. BP Batam bergegas mempercepat modernisasi dan penyesuaian kemampuan suplai, mulai dari memperdalam perairan, membangun dermaga, depo, quay crane, hingga memperluas sea way, sehingga nantinya Batu Ampar akan memiliki suplai mencapai PERNYATAANMENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI . Dengan ini saya menyatakan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalam tesis saya yang berjudul : “ANALISIS PENGEMBANGAN PERIKANAN GILLNET DI PERAIRAN PANTAI KARANGANTU, KABUPATEN SERANG - PROVINSI BANTEN” . merupakan gagasan atau hasil penelitian Kotapantai, baik yang kecil maupun yang besar, merupakan kota-kota pelabuhan yang menjadi titik simpul perdagangan laut dan tempat berkumpulnya kapal- kapal dan pedagang, baik lokal maupun asing. Hal ini berarti bahwa kota pelabuhan merupakan market place yang memiliki berbagai fungsi (Pradjoko dan Utomo, 2013). UzxV8D. Pelabuhan Karangantu butuh revitalisasi untuk menjadi pelabuhan internasional. SERANG - Walikota Serang Syafruddin mengusulkan kepada pemerintah pusat melalui Komisi V DPR RI agar kondisi pelabuhan Karangantu yang berada di Kecamatan Kasemen, Kota Serang bisa dilakukan revitalisasi. Nantinya, pelabuhan bisa menjadi pelabuhan Internasional. Revitalisasi itu, menurut Syafruddin, sangat penting dilakukan mengingat pelabuhan Karangantu mempunyai sejarah yang panjang. Peranannya juga sangat strategis dalam perdagangan Internasional. "Kami ingin pelabuhan Karangantu itu bisa kembali menjadi pelabuhan Internasional sebagaimana dulu ketika jaman kolonial Belanda," kata Syafrudin usai mendampingi kunjungan anggota DPR RI TB Khoerul Zaman ke BMKG Serang, di Serang, Rabu 16/6. Syafruddin menilai, kondisi pelabuhan Karangantu sekarang memang masih digunakan sebagai tempat hilir mudik nelayan mencari ikan, sebab di sana juga masih terdapat tempat pelelangan ikan. Namun ia berharap kedepannya Karangantu menjadi pelabuhan Internasional dan menjadi salah satu penyumbang bagi PAD Kota Serang. "Tapi ke depan, cita-cita saya pelabuhan Karangantu itu bisa kembali menjadi pelabuhan internasional seperti dulu," kata dia. Oleh karena itu, kata Syafrduin, dengan kedatangan anggota komisi V DPR RI ini, pihaknya menyampaikan terkait rencana keinginan itu agar disampaikan ke pemerintah pusat. Jika nanti rencana itu bisa direalisasikan, kata dia, mudah-mudahan banjir rob yang sering terjadi di sekitar pelabuhan itu juga bisa diatasi, terlepas itu dengan membuat tanggul atau membuat pemecah ombak. "Karena setiap tahun di sana selalu terjadi rob besar, terutama ketika musim kemarau," katanya. Suka Pakai Aplikasi Paylater? Favorit Kamu yang Mana? LinkAja Paylater Shopee Paylater GoPaylater Traveloka Paylater Akulaku Paylater JULO Paylater Blibli Paylater Tidak Pakai Paylater Array [__ci_last_regenerate] => 1686665298 Advertisement Serang - Karangantu pernah menjadi pelabuhan besar dan menjadi perlintasan penting dunia pada zaman Kesultanan Banten. Namun, sejarah hebat itu kini nyaris tak bersisa. Yang ada saat ini hanya kesan kumuh dan tak terawat akibat tumpukan sampah dan pendangkalan yang parah. "Kalau di Pelabuhan Karangantu ini terjadi pendangkalan yang cukup besar, mungkinkah kita melihat potensi baru yang populasi nelayannya cukup besar?" kata Syarief Widjaja, Direktur Jenderal Dirjen Perikanan pada Kementerian Kelautan dan Perikanan KKP, saat ditemui di Pelabuhan Perikanan Nusantara PPN Karangantu, di Kota Serang, Banten, Kamis, 2 November 2017. Berdasarkan catatan sejarah, Pelabuhan Karangantu pernah menjadi bagian dari Jalur Sutra. Jan Pieterzoon Coen, Gubernur Belanda kala itu, pernah mencatat terdapat enam perahu China membawa barang berharga senilai 300 ribu real. Sambangi Pulau Widi, Jokowi Bakal Resmikan Bandara dan Pelabuhan Kisah Satu Keluarga Miliki Kelamin Ganda di Tegal Waktu Pantangan Manggung Pedangdut Pantura Cirebon Ramainya Pelabuhan Karangantu tak lepas dari kejelian Sultan Banten Maulana Hasanudin. Pada era kepemimpinannya, pusat pemerintahan dipindahkan dari bagian hulu ke hilir Sungai Cibanten. Tujuannya untuk memudahkan hubungan dagang dengan pesisir Sumatera melalui Selat Sunda. Pihak Banten pada masa itu membaca situasi politik dan perdagangan di Asia Tenggara. Saat itu, pedagang dari mancanegara risau karena Malaka jatuh ke tangan Portugis. Karena pedagang Muslim yang tengah bermusuhan dengan Portugis enggan berhubungan dagang dengan Malaka, para pedagang yang berasal dari Arab, Persia, dan Gujarat, mengalihkan jalur perdagangan ke Selat Sunda. Mereka pun singgah di Karangantu. Sejak itu, Karangantu jadi pusat perdagangan internasional yang disinggahi pedagang Asia, Afrika, dan Eropa. Hal itu dibuktikan dengan peninggalan keramik dari Tiongkok, Jepang, dan Belanda yang tersimpan rapi di Museum Banten. Saksikan video pilihan berikut ini Pelabuhan Pengekspor BerasPada masanya, Pelabuhan Karangantu menjadi salah satu persinggahan penting dalam ekspedisi Jalur Sutra. DeslatamaKarangantu dulu merupakan pelabuhan yang ramai di daerah Banten. Karangantu merupakan pintu masuk kapal-kapal menuju daerah Banten dan pelabuhan terbesar kedua setelah Sunda Kelapa. Bandar Banten merupakan bandar internasional dan dikunjungi oleh pedagang-pedagang dari Arab, Persia, Gujarat, Birma, Tiongkok, Perancis, Inggris dan Belanda. Sebagai pelabuhan kedua, Banten telah menjadi pelabuhan pengekspor beras dan lada Cortesso, 1941; Roelofsz, 1962124. Catatan lebih terperinci didapat dari Barbosa yang menyebutkan bahwa dari pelabuhan Banten tiap tahun telah diekspor lada sebanyak seribu bahar Chijs, 18814. Selain sebagai pelabuhan, Karangantu juga berfungsi sebagai pasar untuk usaha meningkatkan jual beli barang dagangan, seperti tekstil dan keperluan sehari-hari lainnya. Di Kota Banten ada beberapa macam tipe jual beli sesuai dengan fungsi pasar di Banten Lama seperti yang tertulis dalam Babad Banten. De Houtman telah menggambarkan Pasar Karangantu secara mendetail dan terperinci. Tempat penjualan semangka, mentimun, dan kelapa merupakan kelompok A. Sementara, tempat penjualan gula dan madu dalam periuk-periuk, masuk kelompok B. Kelompok C menggambarkan tempat penjualan kacang, kelompok D tempat penjualan tebu dan bambu, E tempat penjualan keris, pedang dan tombak. Kelompok F tempat pakaian laki-laki, kelompok G tempat penjualan bahan pakaian wanita. Kelompok H tempat penjualan rempah-rempah, benih dan biji-biji kering. Kelompok I tempat orang-orang Benggala dan Gujarat menjual barang besi dan barang JualanKhusus kedai orang Cina digambarkan pada kelompok K. Adapun L adalah tempat penjualan daging, M tempat penjualan ikan, N tempat penjualan buah-buahan, O tempat penjualan sayur-sayuran, P tempat penjualan merica, Q tempat penjualan brambang bawang, R tempat penjualan beras, S kios untuk pedagang, T tempat penjualan emas dan permata. Pada urutan kelompok lain terpisah dengan kelompok bagian dalam dan disebutkan kelompok V, yaitu perahu-perahu asing yang penuh dengan muatan bahan makanan. Pada kelompok akhir yaitu kelompok X adalah tempat penjualan unggas de Houtman, 1596-1597. Sampai sekarang pun Karangantu masih menjadi tempat andalan bagi para nelayan di sekitarnya yang menggantungkan hidupnya dari mencari ikan. Meski masih difungsikan sebagai pelabuhan nelayan, jejak kebesaran itu nyaris tak terlihat lagi. Di pelabuhan itu kini hanya terlihat bangunan kumuh dari kayu di kanan kirinya. "Sejarah di abad 16 dan 17 dengan pelabuhan besar, kemaritiman dan perdagangan, kemudian kita dengn PPN Karangantu kelas pelabuhan tertinggi di Banten," kata Suyitno, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan DKP Provinsi Banten, di tempat yang sama. Tentang pendangkalan yang parah, kumuh, dan kesemrawutan yang telah terjadi puluhan tahun terjadi, Suyitno berdalih bahwa penataan fisik belum menjadi program prioritas. "Secara bertahap, kita juga kan bukan hanya berpikir fasilitas pokok saja, seperti alur laut, dulu ada banyak illegal logging, sekarang sudah tidak ada," katanya.* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. – Berkunjung ke tempat ini sekaligus napak tilas dan menikmati kawasan yang pernah berjaya. Meskipun bukan tempat wisata, tapi ada sesuatu yang bisa ditemukan di sini saat Karangantu dahulu kala merupakan pelabuhan terbesar kedua setelah Sunda Kelapa di Jayakarta atau Jakarta. Ini diungkapkan Tom Pires, pedagang yang juga ahli obat-obatan asal Portugal. Ini tercatat dalam buku Mengenal Peninggalan Sejarah dan Purbakala Kota Banten Lama yang ditulis Uka Tjandrasasmita, Hasan M Ambary, dan Hawany jangan berharap dapat melihat kejayaan itu semua pada saat ini. Karangantu yang dulu pernah menjadi pelabuhan besar dan menjadi perlintasan penting dunia pada zaman Kesultanan Banten, saat ini seperti pelabuhan ikan biasa tempat perahu-perahu Padahal pada 1511 saat Malaka jatuh ke Portugis, banyak pedagang muslim dari Arab, Persia, dan Gujarat banyak singgah ke pelabuhan di ujung barat Jawa ini. Para pedagang mengalihkan pelayaran melewati Banten karena dinilai ekonomis dan geografis yang bagus. Terlebih lagi para pedagang tidak menyukai Portugis yang menguasai Malaka. Dari sinilah Karangantu menjadi pelabuhan besar dan berpengaruh untuk perdagangan itu, Karangantu jadi pusat perdagangan internasional yang disinggahi pedagang Asia, Afrika, dan Eropa. Pelabuhan Karangantu tidak hanya tercatat dalam buku, namun peninggalan barang berharga yang pernah diperjualbelikan dapat dilihat di Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama. Hal itu dibuktikan dengan peninggalan keramik dari Tiongkok, Jepang, dan Belanda yang tersimpan rapi di Museum era Sultan Banten Maulana Hasanudin, pusat pemerintahan dipindahkan dari bagian hulu ke hilir Sungai Cibanten. Tujuannya untuk memudahkan hubungan dagang dengan pesisir Sumatera melalui Selat Sunda. Pada masa itu situasi politik dan perdagangan di Asia Tenggara tidak menentu karena Malaka jatuh ke tangan Portugis. Pada abad 16, pelabuhan ini menjadi tempat persinggahan para pedagang sebelum melanjutkan perjalanan ke benua Australia. Bahkan, Belanda saat pertama kali masuk ke Pulau Jawa pada 1596 memakai jasa pelabuhan ini untuk Gubernur Belanda Jan Piterzoon Coen pernah membuat catatan soal perahu Tiongkok yang membawa barang senilai real di Karangantu. Bandar Banten saat itu adalah bandar internasional dan dikunjungi pedagang-pedagang dari Arab, Persia, Gujarat, Birma, Tiongkok, Perancis, Inggris, dan Belanda. Selain banyak disinggahi kapal-kapal asing, pelabuhan Karangantu juga menjadi pusat perdagangan yang banyak disinggahi kapal-kapal Nusantara seperti Bugis, Makassar, Ambon, Madura, dan lain-lain. Sebagai pelabuhan kedua, Banten telah menjadi pelabuhan pengekspor beras dan lada. Catatan lebih terperinci didapat dari Barbosa yang menyebutkan bahwa dari pelabuhan Banten tiap tahun telah diekspor lada sebanyak seribu sebagai pelabuhan, Karangantu juga berfungsi sebagai pasar untuk usaha meningkatkan jual beli barang dagangan, seperti tekstil dan keperluan sehari-hari Kota Banten saat itu ada beberapa macam tipe jual beli sesuai fungsi pasar di Banten Lama seperti yang tertulis dalam Babad Banten. De Houtman menggambarkan Pasar Karangantu secara mendetail dan penjualan semangka, mentimun, dan kelapa merupakan kelompok A. Sementara, tempat penjualan gula dan madu dalam periuk-periuk, masuk kelompok B. Kelompok C menggambarkan tempat penjualan kacang, kelompok D tempat penjualan tebu dan bambu, E tempat penjualan keris, pedang dan F tempat pakaian laki-laki, kelompok G tempat penjualan bahan pakaian wanita. Kelompok H tempat penjualan rempah-rempah, benih dan biji-biji kering. Kelompok I tempat orang-orang Benggala dan Gujarat menjual barang besi dan barang kedai orang Cina digambarkan pada kelompok K. Adapun L adalah tempat penjualan daging, M tempat penjualan ikan, N tempat penjualan buah-buahan, O tempat penjualan sayur-sayuran, P tempat penjualan merica, Q tempat penjualan bawang, R tempat penjualan beras, S kios untuk pedagang, T tempat penjualan emas dan urutan kelompok lain terpisah dengan kelompok bagian dalam dan disebutkan kelompok V, yaitu perahu-perahu asing yang penuh dengan muatan bahan kelompok akhir yaitu kelompok X adalah tempat penjualan unggas de Houtman, 1596-1597. Sampai sekarang pun Karangantu masih menjadi tempat andalan bagi para nelayan di sekitarnya yang menggantungkan hidupnya dari mencari memiliki sumber daya alam berupa lautan, Karangantu dijadikan sebagai salah satu pusat perikanan di Banten serta pelabuhan tempat bersandar kapal-kapal, dan perahu nelayan yang menjadi transportasi penghubung bagi masyakarat di pulau-pulau seperti Pulau Dua, Tiga, Tunda, dan juga memiliki pantai yang bisa diakses semua masyakarat yakni Pantai Gope. Dinamakan seperti ini karena tiketnya hanya gopek atau percaya atau tidak, asal-usul nama Karangantu menurut mitos yang beredar di masyarakat, saat itu ada seorang Belanda yang membawa guci berisikan hantu. Hingga suatu hari guci itu pecah dan hantu yang di dalamnya keluar. Mulai saat itulah pelabuhan yang telah berganti menjadi kampung nelayan ini diberi nama Pelabuhan lain yang beredar, dilansir dari toponimi nama-nama tempat dalam buku Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten 2014. Buku ini disusun oleh Juliadi dan Neli Wachyudi yakni seperti Belanda datang ke Banten dan merebut pelabuhan ini, Karangantu ditimbun oleh Belanda dan bekas pelabuhan tersebut menjadi rawa yang berkembang menjadi sarang nyamuk. Ini mengakibatkan masyarakat sekitar banyak terkena penyakit orang yang terkena penyakit malaria tropica, banyak yang tidak sadarkan diri atau lupa ingatan. Sehingga penduduk sekitar meyakini penderita yang menderita malaria dihinggapi setan atau hantu di sekitar timbunan karang. Adanya hantu yang mendiami karang, membuat masyakarat memberi nama pelabuhan yang tertimbun sebagai daerah yang dikenal dengan nama lain menyebutkan, nama Karangantu berasal dari kata Kran’ yang memiliki arti sumur bor/ sumber air, dan Halte’ yang berarti tempat pemberhentian. Setiap kapal-kapal asing yang berlabuh di Banten, selalu mengisi persediaan airnya di pelabuhan ini. Penyebutan kran dan halte tersebut jika disatukan menjadi Kranhalte’ lama-lama mengalami perubahan menjadi itulah sekelumit cerita Karangantu. Hmmm, andai saja Banten masih memiliki pelabuhan ini sekarang? Betapa majunya perekonomian Banten saat ini bukan? HilalAdvertisement Pelabuhan Karangantu butuh revitalisasi untuk menjadi pelabuhan internasional. SERANG - Walikota Serang Syafruddin mengusulkan kepada pemerintah pusat melalui Komisi V DPR RI agar kondisi pelabuhan Karangantu yang berada di Kecamatan Kasemen, Kota Serang bisa dilakukan revitalisasi. Nantinya, pelabuhan bisa menjadi pelabuhan Internasional. Revitalisasi itu, menurut Syafruddin, sangat penting dilakukan mengingat pelabuhan Karangantu mempunyai sejarah yang panjang. Peranannya juga sangat strategis dalam perdagangan Internasional. "Kami ingin pelabuhan Karangantu itu bisa kembali menjadi pelabuhan Internasional sebagaimana dulu ketika jaman kolonial Belanda," kata Syafrudin usai mendampingi kunjungan anggota DPR RI TB Khoerul Zaman ke BMKG Serang, di Serang, Rabu 16/6. Syafruddin menilai, kondisi pelabuhan Karangantu sekarang memang masih digunakan sebagai tempat hilir mudik nelayan mencari ikan, sebab di sana juga masih terdapat tempat pelelangan ikan. Namun ia berharap kedepannya Karangantu menjadi pelabuhan Internasional dan menjadi salah satu penyumbang bagi PAD Kota Serang. "Tapi ke depan, cita-cita saya pelabuhan Karangantu itu bisa kembali menjadi pelabuhan internasional seperti dulu," kata dia. Oleh karena itu, kata Syafrduin, dengan kedatangan anggota komisi V DPR RI ini, pihaknya menyampaikan terkait rencana keinginan itu agar disampaikan ke pemerintah pusat. Jika nanti rencana itu bisa direalisasikan, kata dia, mudah-mudahan banjir rob yang sering terjadi di sekitar pelabuhan itu juga bisa diatasi, terlepas itu dengan membuat tanggul atau membuat pemecah ombak. "Karena setiap tahun di sana selalu terjadi rob besar, terutama ketika musim kemarau," katanya. sumber AntaraBACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini Walikota Serang Syafrudin. Foto Antara/Mulyana – Wali Kota Serang Syafruddin mengusulkan kepada pemerintah pusat melalui Komisi V DPR RI agar kondisi pelabuhan Karangantu yang berada di Kecamatan Kasemen, Kota Serang bisa dilakukan revitalisasi menjadi pelabuhan Internasional. Revitalisasi itu, menurut Syafruddin, sangat penting dilakukan mengingat pelabuhan Karangantu itu mempunyai sejarah yang panjang dan peranannya sangat strategis dalam perdagangan Internasional. “Kami ingin pelabuhan Karangantu itu bisa kembali menjadi pelabuhan Internasional sebagaimana dulu ketika jaman kolonial Belanda,” kata Syafrudin usai mendampingi kunjungan anggota DPR RI TB Khoerul Zaman ke BMKG Serang, di Serang, Rabu. Syafruddin menilai, kondisi pelabuhan Karangantu sekarang memang masih digunakan sebagai tempat hilir mudik nelayan mencari ikan, sebab di sana juga masih terdapat tempat pelelangan ikan. Namun ia berharap kedepannya Karangantu menjadi pelabuhan Internasional dan menjadi salah satu penyumbang bagi PAD Kota Serang. “Tapi ke depan, cita-cita saya pelabuhan Karangantu itu bisa kembali menjadi pelabuhan internasional seperti dulu,” kata dia. Oleh karena itu, kata Syafrduin, dengan kedatangan anggota komisi V DPR RI ini, pihaknya menyampaikan terkait rencana keinginan itu agar disampaikan ke pemerintah pusat. Jika nanti rencana itu bisa direalisasikan, kata dia, mudah-mudahan banjir rob yang sering terjadi di sekitar pelabuhan itu juga bisa diatasi, terlepas itu dengan membuat tanggul atau membuat pemecah ombak.

apa yang menyebabkan pelabuhan karangantu menjadi pelabuhan internasional